Wahid Sabillah's

Personal Blog

#CatatanRamadan 2 : Hal-hal yang Selalu Saya Ingat Ketika Ramadan

Leave a Comment
Ada beberapa hal yang selalu saya ingat ketika bulan Ramadan, kebanyakan kenangan manis walau tentu juga ada kenangan pahit. Di #CatatanRamadan Ke-2 ini, saya ingin menuliskan beberapa hal yang pasti saya ingat ketika Ramadan atau bulan puasa datang.

1. Kenangan ini datang dari sewaktu saya masih SD. Saya dan kamu pasti pernah mendapatkan tugas menulis di Agenda Ramadan kan? Buku kecil tipis yang selalu kita bawa ketika tarawih untuk menulis tentang isi ceramah di waktu tarawih, dan pulangnya kita harus meminta tanda tangan si penceramah dan imam. Hari ini, apakah Agenda Ramadan masih ada?

2. Buka puasa bersama di tempat kerja. Untuk kamu yang mengenal saya dengan baik, maka kamu pasti tahu kalau saya sudah bekerja dari kecil. Saya pernah berpuasa sendiri di tengah-tengah orang dewasa dan teman-teman sepekerjaan waktu itu. Berat memang, tapi puas rasanya ketika bisa menang sampai adzan magrib.

3. Bulan Ramadan itu erat dengan petasan dan kembang api. Sampai hari ini tetangga saya yang masih sekolah SD bahkan SMP masih sering menyalakan petasan atau menyalakan kembang api. Petasan dan kembang api mengingatkan saya dengan nenek dan kakek, mereka yang dulu sering membelikan kami petasan dan kembang api. Semoga kakek dan nenek bahagia ya di alam sana. Aamiin.

4. Masa SMA adalah masa yang paling saya ingat. Buka puasa bersama seseorang yang spesial di restoran pizza karena saya dan dia berulang tahun. Padahal dia waktu itu baru sembuh dari sakit, tapi dia bela-belain datang untuk buka puasa bersama sekalian merayakan ulang tahun kami.

5. Setelah bekerja, saya sering berkeliling dari satu masjid ke masjid lain untuk mengikuti solat tarawih berjamaah. Seru rasanya. Walau biasanya saya hanya mengikuti 8 rakaat saja. Yang paling saya ingat, saya sering mampir ke masjid Al-Ikhlas Cilandak Timur.

Sebenarnya masih banyak lagi ingatan-ingatan purba yang hadir ketika Ramadan datang, tapi kenangan-kenangan itu ya cukup dikenang saja. Kalau saya ingin mengulangnya, palingan saya berkunjung ke tempat itu, melamun, dan menyadari kalau suatu momentum tidak akan terulang lagi.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment