Wahid Sabillah's

Personal Blog

Berubah

Leave a Comment
Saya bukanlah orang yang begitu saja mudah menerima perubahan. Apalagi perubahan yang membuat pengalaman baik atau kenangan yang saya alami sedikit tergerus. Tempat makan yang biasa saya datangi dan sekarang tempat makan itu tutup, jalanan yang selalu saya lewati sewaktu SMA dan sekarang berubah, pohon pohon hijau yang sekarang berganti dengan pilar-pilar MRT, dan yang paling berasa sekarang adalah tempat bermain layangan sewaktu SD sekarang berubah menjadi showroom BMW.


Pun dengan perubahan zaman. Saya bersyukur dilahirkan di tahun 90an, generasi millenial yang pernah merasakan sebelum maraknya dunia digital, dan kemudian sekarang digital merajai dan menguasai keseharian orang-orang. Namun semakin lama saya merasa akan ketinggalan zaman dari adik-adik yang lahir di tahun 2000an. Pola pikir generasi saya dan mereka akan jauh lebih berbeda.

Hari ini saya pergi dengan Ibu dan Bapak untuk mencari rumah. Saya merasa sudah saatnya mencoba mencari-cari rumah untuk investasi. Di jalan Bapak saya bercerita tentang masa mudanya, awal-awal beliau pindah ke Jakarta. Dulu tempat saya tinggal adalah pemukiman yang asri, ada empang di belakang rumah, banyak angsa dan tanaman air juga. Jalanan Jakarta belum sepadat sekarang. Jalanan depan rumah belum beraspal, masih tanah merah yang kalau hujan deras beceknya bikin minta ampun. Di perjalanan saya mendengar cerita-cerita perubahan yang terjadi di sekeliling saya, lalu mata saya terpaku dengan perubahan rambut Bapak saya yang mulai memutih semua. Ternyata orangtua saya pun mengalami perubahan, dan saya pun pasti mengalami perubahan itu.

Mungkin saya adalah orang yang terlalu mendramatisir setiap kejadian. Tapi mau gimana lagi, emang begitu dari sananya. Pertanyaannya adalah, apakah saya siap untuk menghadapi perubahan-perubahan selanjutnya? Heaven Knows.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment