Hai, duduklah sebentar, aku ingin bercerita kepadamu. Ini adalah rahasia, tidak boleh ada yang tahu. Berjanjilah, jangan pernah bilang ke siapa-siapa karena ini rahasia, sangat amat rahasia.
Ini adalah tahun pertama aku bebas sepenuhnya dari bayang-bayang tentang dia. Semuanya sudah biasa lagi. Ia akan menikah, aku biasa saja. Ia beberapa waktu lalu bertunangan, dan aku juga biasa saja. Kepala ku sekarang ini penuh dengan benda langit, sewaktu pergi di akhir minggu kemarin, aku diajak temanku memotret bintang, aku dan dia sampai harus naik loteng untuk mengurangi polusi cahaya, seru sekali. Kamu harus coba ya nanti.
Balik lagi tentang aku yang bebas sepenuhnya dari bayang-bayangannya. Kamu pasti tidak tahu, dulu setiap pagi setiap mau berangkat sekolah, ia akan membuka kaca jendela mobilnya yang selalu melewati depan rumahku untuk melambaikan tangan. Pernah sekali, ia meminta mobilnya menepi hanya untuk menyerahkan soal-soal latihan untuk masuk ke perguruan tinggi negeri yang sewaktu itu kita impikan. Kau tahu, kita tidak ada yang berhasil masuk ke perguruan tinggi favorit itu.
Ia pintar, cerdas, dan kreatif. Suka bernyanyi, dan bersenandung, sama seperti kamu. Ia suka sesuatu yang berhubungan dengan seni, namun ia tidak bisa menggambar --tidak seperti kamu yang lumayan bisa menggambar, waktu itu aku tidak pernah lihat ia suka memotret --tidak seperti kamu yang suka memotret kejadian-kejadian di sekitar. Ia bisa bermain gitar --ini sama lagi seperti kamu--, namun ia tidak bisa bermain biola.
Lagu yang kuputar saat ini adalah lagu yang biasa aku dengar di ruang tunggu pintu masuk bioskop di salah satu mall tempat aku bertemu rutin dengannya setiap Jum'at. Eternal Flame versi nya MYMP. Eh kamu tahu kan grup musik MYMP? Itu loh group akustik yang kepanjangannya Make Your Mama Proud. Ia paling suka Especially For You, aku sampai bosan mendengar ia dan teman-temannya menyanyikan lagu itu.
Namun semuanya berubah. Ya, kita memang semuanya tanpa sadar berubah. Bioskop tempat aku dengannya menonton setiap Jum'at sudah tutup, restoran tempat aku dan dia makan setelah nonton juga sudah tidak ada. Rasa sayang aku kepadanya juga sepenuhnya sudah tidak ada. Sepertinya memang semua yang ada di dunia ini lambat laut harus punah, atau berubah. Sama seperti bioskop tempat aku dan dia nonton setiap Jum'at, restoran itu, dan rasa sayang yang sudah berubah atau punah.
Hari ini adalah hari ulang tahunnya, untuk urusan ulang tahun ia beda denganmu. Ia sama sepertiku, setiap tanggal bersejarah harus dikenang, dan harus dirayakan. Kita berdua adalah manusia-manusia gila prosesi, sedangkan kamu bukanlah orang yang begitu kan. Tapi... hari ini aku mengerti, akan ada masanya tanggal-tanggal bersejarah hanya menjadi kenangan, dan ucapan-ucapan sayang yang dituliskan hanya menjadi kertas yang berakhir di kotak yang disimpan di dalam lemari, seperti hari ini contohnya, aku malah memilih bercerita kepadamu, dan tidak menyiapkan hadiah apa-apa untuk dia.
Eh, besok puasa Arafah. Besok kamu puasa gak? Besok pagi mau sahur di mana? Eh, suatu kebetulan gak sih kemarin dia juara dua di SUCA2? Hoki ya dia, bisa juara 2 di hari Arafah kemarin. Eh, kok jadi ngalor ngidul gak jelas ya.
Sepertinya cerita dari aku segitu aja deh. Aku tahu kamu mau chating lagi sama teman kau, atau mau edit foto yang siang tadi kamu ambil. Selamat berkarya kembali ya.
0 saran:
Post a Comment