Wahid Sabillah's

Personal Blog

Dari Jendela Pantry

Leave a Comment
Berapa waktu yang lalu saya pernah nulis kalau saya lagi suka sama benda-benda langit. Kesukaan saya bertambah minggu kemarin. Saat saya lagi lelah dan penat karena aktivitas kerja, saya iseng-iseng ke pantry kantor dan melihat langit dari jendela pantry.



Jendela pantry adalah spot favorit saya ketika ngeliat langit di kantor. Apalagi ketika petang hari. Semburat langit jingga, atau ini adalah tempat paling syahdu di kantor saat hujan. Dengan single shot kopi dari mesin espresso kantor, saya bisa menghabiskan waktu setengah jam untuk bengong-bengong dan kadang ditanyain "Lagi ngapain?" sama temen kantor.

Kadang malam sebelum saya pulang, saya suka iseng duduk sendirian di pantry sambil minum air putih hangat. Tapi, kalau malam gitu kurang asik ngeliat ke luar dari jendela pantry, karena cahaya dari pantry memantul dari kaca, jadi kaca-kaca di pantry berubah seperti cermin, dan saya tidak bisa melihat jelas ke arah luar, kecuali lampu pantry saya padamkan.

Ternyata, kita bisa menemukan bahagia di mana aja. Dari jendela pantry pun saya merasa bahagia ketika bisa melihat warna-warna langit ketika senja. Dari jendela pantry saya juga pernah merembes dan terkenang saat-saat patah hati.

Kalau dipikir-pikir lagi, ternyata semesta punya kehendak penuh atas rasa-rasa yang kita punya. Awan sore bisa seenaknya ngingetin saya dengan patah hati, saat putus, ditolak, dan mengingatkan saat saya tau kalau orang-orang yang pernah saya taksir akan segera menikah..


Teman saya baru saja putus dengan kekasihnya. Katanya sudah tidak cocok lagi. Dia sedih, tapi tidak pernah ia tunjukan kepada orang di sekelilingnya. Rasa sayangnya luntur dan sudah tidak hangat lagi kepada kekasihnya. Mereka putus sambung udah berkali-kali. Tapi kali ini ia tidak bisa putus-sambung lagi, lalu akhirnya teman saya menyesal, mantan kekasihnya adalah perempuan yang hampir sempurna. Calon dokter, dan suka melukis. Ia bercerita saat sebelum putus untuk terakhir ini masing-masing dari mereka tidak bisa melihat apa yang pasangannya mau, dan merasa bosan.



Ketika teman saya bercerita seperti itu, saya teringat dengan jendela pantry saat malam. Jendela pantry seperti media bercermin, sekaligus media untuk kita melihat ke arah luar. Ketika tidak bisa melihat ke luar karena cahaya di dalam terlalu terang, ada baiknya kita redupkan sedikit, kembali menyatukan frekuensi dengan luar. Toh, jika kita tetap kekeuh dengan apa yang kita rasa paling benar, objek di jendela akan memperlihatkan diri kita sendiri. Dan sebenernya kalau kita mau peka, itu adalah tanda, kalau kita harus melihat ke dalam diri. Bukan malah asik melihat bayangan kita.

Tuhan punya kehendak yang luar biasa untuk mengingatkan kita hanya lewat langit, awan, dan jendela pantry. Saat itu juga saya kembali teringat, Dia juga punya kehendak untuk membolak-balikan hati setiap manusia. Jadi, ketika kamu punya masalah, dan ingin meminta, mengadulah kepada-Nya.

Oiya, saya lagi suka dengerin Soundcloundnya Gita Savitri, dan saya baru tau juga kalau dia punya vlog yang seru-seru di chanel youtube nya. 

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment