Wahid Sabillah's

Personal Blog

Que Sera Sera Bukan Qu Terserah-serah

Leave a Comment
Banyak pengalaman menarik seminggu ini. Dimulai pada hari Senin saat kali pertama saya ikut futsal bersama teman-teman kantor dan deg-deg-an karena besoknya bos baru juga akan datang. Sempat ragu ketika Selasa datang, apakah tetap datang ke kantor rumah atau tetap di kantor, tapi akhirnya hati saya membawa untuk tetap datang ke kantor rumah, dan baru bisa berkenalan dengan bos baru pada hari Rabu.

Pada hari Rabu saya menepi saat pulang dari kantor untuk makan nasi goreng pinggir jalan di komplek perumahan pondok indah. Bukan karena lapar, tapi karena memang lagi kepingin aja. Nasi goreng dari abang gerobak yang lokasinya memang tidak begitu ramai orang. Saya memang orang yang sering butuh suasana sepi. Dengan sepi saya bisa berpikir lebih tenang dan lebih dapat mendengar dengan jelas kata hati.

Saat menunggu pesanan nasi goreng datang, saya teringat dengan tulisan yang sehari sebelumnya saya baca dari Linimasa, judulnya Semua Dalam Sehari. Tulisan Glenn Marsalim membuat saya kembali berpikir tentang umur. Belakangan ini setiap saya pulang kantor dan masuk ke rumah, saya lebih sering meresapi wajah orang tua saya, dan itu membuat saya merembes saat saya membaca tulisan itu, ditambah lagi iklan TVC Thailand yang diembed olehnya di akhir tulisan.


Que sera sera 
Whatever will be will be
The future's not ours to see
Que sera, sera 
What will be will be
Lirik dari lagu si Doris Day itu mengingatkan saya untuk selalu berusaha. Ketika besar nanti akan jadi apakah saya? Dengan seluruh keterbatasan yang saya punya, saya tetap harus berjuang sebaik-baiknya karena saya punya impian dan harapan yang masih menyala.

Kadang saya mendapati diri saya mengalami krisis kepercayaan diri. Kalau sudah begitu biasanya saya tidak bersemangat untuk ngapa-ngapain. Saat sendiri itu biasanya saya gunakan untuk berkontemplasi, mengumpulkan semangat lagi, dan berbicara ke diri sendiri kalau perjuangan belum berhenti, saya harus berdiri, dan bangkit lagi.

Akhir pekan sudah ada satu undangan resepsi pernikahan teman sewaktu kuliah. Resepsinya di Bandung. Saya tidak bisa datang karena urusan pekerjaan, plus teman-teman kuliah yang lain ketika diajak juga berhalangan. Satu lagi teman saya juga akan menikah besok. Time flies so fast, really, I felt it. Rasanya baru kemarin dia berulang tahun ke-17 di cafe yang makanannya serba stroberi, dan saya memberikan kado berupa buku yang kalau dipikirkan sekarang rasanya memberikan buku itu sebenarnya adalah buku yang tidak pantas dijadikan kado.

Lagi... kita tidak tahu nasib kita bagaimana nantinya. Akankah menjadi tampan? akankah menjadi kaya? Tidak penting lagi menjadi tampan atau kaya nantinya. Berusaha dan jaga terus semangat yang menyala dalam diri, karena impian dan harapan harus tetap menyala walau redup. Percaya kalau usaha tidak akan mengkhianati hasil. Biaya resepsi pernikahan makin hari makin naik, jadi tetap harus semangat.

Selamat berakhir pekan teman.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment