Wahid Sabillah's

Personal Blog

Nenek dan Mie Instan

Leave a Comment
Setelah membaca blog dari Hanny tentang Mie Instan, saya teringat kalau saya juga punya cerita tentang mie instan. Dan ceritanya hampir sama dengan Hanny.

Setiap pagi sepulang dari Musolah untuk solat Subuh, selalu ada semangkuk mie instan rasa soto atau kari ayam di meja marmer putih depan rumah. Nenek yang selalu memasaknya. Setiap pagi.

Mie instan buatan nenek sering terasa manis karena ia selalu memberikan kecap agak banyak. Mungkin sudah menjadi kebiasaan nenek membuatkan mie instan untuk kakek. Kakek selalu minta mie rebus nya terasa manis, kuahnya harus coklat pekat karena kecap, dan telurnya harus setengah matang.

Sewaktu kecil, saya sering memalak mie buatan nenek yang diperuntukan untuk kakek. Sebelum kakek saya memakan mie instan, saya sudah lebih dulu meminta mie itu, kakek saya selalu mengizinkan saya untuk mengambil mie nya, dan meminta nenek untuk membuatkan yang baru untuknya.

Nenek saya juga sering membuat mie instan untuk dirinya sendiri, tetapi selalu saja tidak habis, dan cucu cucu nya lah yang pasti menghabiskannya. Mie dengan rasa kecap yang sangat pekat. Sesendok penuh kecap harus nenek masukan ke dalam mie instan yang ia buat.

Nenek selalu sedia mie instan. Warung kecil kepunyaan nenek yang ada di depan rumah selalu siap sedia mie instan. Dan ketika maghrib menjelang, setelah menutup warung kecilnya, nenek akan membawa barang dua atau tiga bungkus mie instan jikalau dari kami ingin makan mie ketika malam.

Sepulang kantor tadi, saya kepikiran kalau ternyata saya tidak pernah mendengar nenek saya bernyanyi satu lagu penuh hingga selesai. Padahal di rumah saya musik selalu ada hampir tiap minggunya. Di akhir pekan, Bapak selalu memutarkan CD lagu-lagu lama, atau lagu-lagu baru.

Entah kenapa saya sangat kepikiran nenek saya. Mungkin karena ini adalah bulan dimana setahun yang lalu ia pergi untuk selama-lamanya. Selama setahun ini saya tidak lagi makan mie instan buatan nenek yang penuh dengan rasa manis kecap. Dan malam ini, saya ingin sekali makan mie instan dengan rasa yang persis seperti dulu nenek buat.

Lalu ada satu pertanyaan menggantung di akhir tulisan ini. Kok ada air yang mengalir di pipi saya ya?
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment