Wahid Sabillah's

Personal Blog

Unconditional?

Leave a Comment


Pernahkah kamu bangun pagi dengan kondisi yang sangat amat rindu seseorang yang sudah dapat dipastikan kalau ia tidak rindu dengan kamu? Lalu kemudian kamu uring-uringan karena memikirkan ia sedang apa, sudahkah ia sarapan bubur pagi ini, apakah ia berada di Jakarta atau sedang keluar kota, dan kemudian menyeruaklah semua cerita yang pernah ia ceritakan.

Pagi ini saya mendapatkan diri saya muram. Lelah akibat futsal semalam masih terasa, ditambah rasa rindu yang begitu berat sehingga untuk beranjak dari kasur pun susah. Pagi-pagi udah menye-menye. Ditambah kepikiran kerjaan yang hari Senin harus sudah jalan. Lengkaplah sudah.

Scrolling timeline Twitter lewat handphone, tetapi tidak ada hal yang menarik. Akhirnya saya membuka dashboard blog saya, dan Voilaa... seperti mendapatkan energi entah dari mana, saya duduk di tepi ranjang dan membaca tulisan dari orang yang saya rindukan yang membuat pagi saya sedikit membaik.

She said "It's her masterpiece" jadi saya harus bersabar menunggu tulisan yang akan dia tulis di sana. Beruntunglah saya pagi-pagi sudah disuguhkan sebuah masterpiece, dan sedikit meredalah muram saya pagi ini.

Why I really like her so much? I don't know why. Itu mengalir aja. Mungkin karena dia bisa main alat musik, suka nulis, suka baca buku juga, dan keliatannya gak muluk-muluk. She is thoughtful, kepala batu juga, dan saya gakbisa men-denied itu semua. Saya menyadari kalau dia memang luar biasa.

Jujur, kita gak se-frekuensi soal hati, saya tahu itu. Tetapi bisa mengenal dia adalah hal yang sudah sangat saya syukuri. Saya jadi punya semangat sendiri untuk mengarungi hari. Dari awal saya menyukai dia tanpa syarat. Semoga ia bersedia untuk tetap menjadi penyemangat saya --walaupun dia tidak meneriakan "semangat ya", dan keliatannya tidak akan pernah-- entah sampai kapan.

Selamat bermalam Minggu.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment