Saya baru saja menggambar dan menulis cerita di kertas A4 yang ada di meja belajar adik saya. Ada satu kebiasaan saya baru-baru ini. Setiap hari pasti saya akan menulis cerita dengan tulis tangan di kertas, atau di buku. Tidak banyak, hanya lima kalimat kalau lagi malas, dan bisa berlembar-lembar kalau lagi semangat.
Saya merasa lebih plong ketika menulis dengan tangan. Ada energi dan kenangan sendiri ketika menulis dengan tangan. Saya jadi ingat sewaktu SD sering disuruh guru sejarah merangkum buku pada bab tertentu dengan tulis tangan, sewaktu SMP juga begitu, SMA juga sama, dan kuliah juga masih sering disuruh ngerangkum bab pada suatu buku. Ketika menulis dengan tangan, saya ingat buku besar punya nenek saya yang berisi catatan hutang orang-orang yang belanja di warungnya. Tulisan nenek saya bagus, Tegak bersambung.
Coba deh untuk menulis cerita setiap hari sebelum tidur dengan tulisan tangan. Tulis saja apa yang ada di kepala kamu. Kamu boleh curhat tentang mantan kekasih yang akan menikah, kamu boleh cerita tentang perasaan kamu yang hanya dianggap teman saja oleh gebetan kamu tetapi masih sering memimpikannya setiap malam, atau kamu boleh menceritakan tentang seseorang di kantor yang sangat bossy.
Menulis adalah obat paling mujarab untuk mengeluarkan unek-unek di hati -selain curhat dengan teman. Walaupun curhat dengan teman lebih enak dan menyenangkan karena pasti selalu dapet respon apa yang harus kita lakuin selanjutnya, atau wejangan tentang kesabaran untuk terus berusaha menjadi orang yang baik.
Saya sering jatuh hati dengan wanita yang suka mengisi diary nya setiap hari, atau paling tidak seminggu sekali. Apalagi tulisan tangannya memang bagus.
Pagi tadi saya teringat surat cinta yang dikirimkan ke saya sewaktu saya masih SD. Surat cinta itu ditulis dengan tangan dan diselipkan di dalam amplop. Wanita yang menuliskan surat cinta itu adalah tetangga saya sendiri. Waktu itu saya ngamuk dan merobek surat cinta itu. Padahal kalau sekarang dikasih surat cinta sama orang, pasti akan saya simpan baik-baik. Kalau saya juga suka sama yang mengirimkan surat cinta tersebut, pasti saya balas, kalau tidak, ya cukup mengucapkan terimakasih karena sudah mau menulis surat cinta untuk saya. Tulisan tetangga saya itu lumayan bagus untuk seukuran anak SD.
Mantan saya juga pernah menuliskan surat cinta dengan pulpen dan spidol warna warni. Saya masih menyimpan baik-baik semua surat cinta yang ia kirimkan dulu. Kadang kalau lagi iseng, saya sering membaca ulang kembali surat-surat itu dan berakhir dengan senyum-senyum sendiri. Tulisan tangan mantan saya gak sebagus tulisan tangan gebetan saya sewaktu SMP. Tulisan tangan gebetan saya sewaktu SMP sangat bagus, dari lima bintang saya akan memberikan nilai penuh untuk dia.
Tulisan saya walaupun jelek tetapi eksotis. Bisa digunakan untuk membuat kode-kode karena susah dibaca. Tulisan tangan saya lebih jelek dari tulisan dokter yang menuliskan resep obat untuk apoteker. Memang sewaktu kecil saya sudah punya bakat menjadi dokter, tetapi kadang kenyataan tidak selalu sejalan dengan bakat, jadilah sekarang saya seorang social media gak spesialis-spesialis amat.
Di paragraf terakhir ini saya ingin menjelaskan kepada kamu semua yang membaca tulisan ini. Sebenarnya saya belum pernah melihat tulisan tangan gebetan saya sekarang.
0 saran:
Post a Comment