Wahid Sabillah's

Personal Blog

Jarak

Leave a Comment

Minggu ini saya disuguhkan berbagai macam hal yang membuat saya kadang ketawa sendiri kalau inget-ingetnya lagi. Tentang teman kantor yang akan menikah bulan April, tentang jarak, tentang jeda, shooting film, ngumpul sama orang-orang yang sangat passionate di bidangnya.

Tetapi yang membuat saya menulis pagi di long weekend ini adalah karena tentang jarak dan jeda.

Di kantor, saya lagi dimandatin buat kontrol campaign yang sebenarnya Senin besok sudah harus jalan. Deadline nya sebentar banget, dan minggu ini ternyata ada long weekend. Atasan banyak yang cuti. Jadilah saya dag dig dug dhuar sendiri, apakah campaign ini akan mulai sesuai timeline atau molor. Jarak preparation nya sebentar, dan kita terus dihela seakan tiada jeda. Mari berdoa aja semoga bisa jalan sesuai timeline ya.

Saya juga lagi membuat jarak dan jeda kepada seseorang yang hanya bisa saya temui setiap Selasa. Alasan utamanya gaktau, kepingin membuat jarak dan jeda aja biar gak keseringan mimpiin. Tapi malah jadi sering banget mimpiin. Jarak dan jeda ini sebenarnya juga membuat agar saya terbiasa lagi dengan dia. Setelah hampir sebulan kita hampir setiap malem ngobrol di WhatsApp. Saya berusaha hidup tanpa bergantung sama cerita atau tanggapan dia aja sebenernya.

Kalau ngomongin jeda, jarak, jadi inget prosanya Dewi Lestari yang judulnya Spasi di buku Filosofi Kopi. Emang kita perlu berjarak dan tak saling membebat. Biarin aja semuanya mengalir alamiah.
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tidak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tidak ada spasi?

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.

Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.

Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.
Tidur dulu ah, belum tidur dari semalem. Happy Long Weekend.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment