Wahid Sabillah's

Personal Blog

Saya Ingin Benci

Leave a Comment
Hai, saya tak ingin tahu kamu sekarang sedang apa, pun saya tak ingin tahu warna harimu apa, apakah kamu sudah menyelesaikan membaca buku yang kamu pinjam dari saya kemarin, atau apakah hari ini kamu menyeberang jalan sendirian lagi atau tidak, saya tak ingin tahu.

Yang harus kamu tahu, seharian ini saya berusaha tidak memikirkan kamu. Untungnya kerjaan di kantor berhasil mendistraksi pikiran saya.

Saya berusaha menyumbat semua saluran yang mengalir dalam pikiran saya untuk tidak memikirkanmu. Namun saya harus pasrah menyerah dengan malam yang datang lebih kelam, kantuk yang datang lebih awal, dan pikiran tentangmu yang selalu hadir lagi dan lagi sebelum mata saya terpejam.

Saya benci dengan itu.

Saya benci melihat kamu menyeberang jalan sendirian dari jendela tempat saya duduk kemarin. Saya benci harus mengucapkan selamat membaca buku yang kamu pinjam dari saya. Saya pun benci harus jatuh hati kepadamu.

Saya benci membagikan cerita kepadamu. Saya benci kamu menceritakan dengan detil ketika kamu mengalami kecelakaan. Saya benci harus tersenyum ketika kamu bercerita dan membuatku harus tidur larut seminggu kemarin.

Tetapi, pada akhirnya, saya harus kembali pasrah dan menyerah. Pada akhirnya saya harus jujur dengan diri saya sendiri. Membencimu tidak semudah menuliskan kalimat-kalimat benci.

Hai. Kamu sedang apa? Sudahkah selesai membaca buku yang kau pinjam kemarin? Apakah hari ini kamu menyeberang sendirian lagi?
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment