Wahid Sabillah's

Personal Blog

P[Indah]

4 comments
Akhirnya, setelah sekian tahun menetap di sini, surat itu datang juga.

Siang ini ada tiga orang yang mendatangi rumah kami. Tiga orang itu adalah karyawan dari tempat dimana Kakek saya bekerja dulu. Kedatangannya kali ini untuk kali kedua, setelah beberapa minggu lalu mereka juga datang mengunjungi rumah kami. Kali pertama mereka datang untuk mendata penunggu rumah, mereka juga meminta surat bukti izin penempatan rumah, yang ketika surat itu dicari, Ibu saya pun susah mencarinya.

Dua Puluh Satu Tahun, saya tinggal di rumah ini. Ibu saya lebih lama lagi, hampir lima puluh tahun Ibu saya menetap di rumah ini. Ibu saya tinggal di rumah ini sedari beliau baru lahir, beranjak remaja, dewasa, menikah, mempunyai anak, hingga sampai saat ini anak pertamanya sudah berumur dua puluh satu tahun. Kata Ibu, halaman belakang rumah saya dulu adalah empang tempat ikan dan bebek berenang, namun sekarang empang sudah berganti dengan dinding beton yang akan di bangun menjadi sorum mobil empat lantai. Dulu, selalu ada kabut tebal yang menyelimuti halaman rumah, sekarang kabut sudah berganti asap kendaraan setiap paginya.

Rumah kecil ini adalah saksi bisu tumbuh kembangnya saya dan adik adik saya. Rumah kecil ini adalah tempat berteduh dan berlindung dari panas dan hujan, tempat kami istirahat setelah lelah beraktifitas. Rumah ini adalah istana kecil kami, dan sayangnya istana kecil ini bukan sepenuhnya kepunyaan kami, kami hanya dipinjamkan untuk sementara waktu, hanya dipinjamkan sampai tahun dua ribu empat belas ini.

Saya pribadi bersyukur dipinjamkan rumah kecil ini hampir setengah abad. Saya pribadi berterimakasih kepada kantor Kakek saya yang telah meminjamkan rumah ini sebegitu lamanya, sampai sampai kami kira kalau rumah dan tanah ini tidak akan diminta lagi oleh yang punya. Tapi rumah ini berada di lingkungan strategis, tidak mungkin pebisnis pebisnis kaya di luar sana tinggal diam melihat dua puluh rumah kecil dan halamannya yang luas menganggur begitu saja. Kanan dan kiri rumah ini sudah berdiri gedung bertingkat, di lewati jalan bebas hambatan (TOL), dan tidak jauh dari sini berdiri mall mall mewah nan megah. Rumah kecil kami dikelilingi dan seakan tidak terlihat oleh tingginya gedung gedung bertingkat.

Setelah lima puluh tahun bersama, bertetangga, berbagi canda tawa, suka duka, tinggal dua bulan lagi waktu yang tersisa. Dengan begitu mau tidak mau kami semua yang berada di rumah rumah kecil ini harus... saat saya menuliskan ini saya gemetar ..Pindah. Waktu dua bulan ini akan saya gunakan sebaik baiknya, akan saya nikmati pelan pelan sisa sisa kebersamaan ini.

Tentu banyak sekali kenangan yang mungkin akan berceceran karna saking banyaknya kalau akhir November ini kami semua jadi pindah. Kenangan masa kecil yang tidak dapat terlupakan, main bola di halaman ketika hujan, jalan jalan bersama teman teman setelah sahur di bulan Ramadhan, main layang-layang setelah pulang sekolah sewaktu SD, banjir, lomba tujuh belasan, dan masih banyak lagi kenangan yang mungkin saya sudah tidak ingat saking banyaknya.

Tetapi saya percaya, seperti tulisan saya tentang Perpindahan, saya yakin pindah rumah yang tidak akan lama lagi akan mempunyai nilai positif yang bisa saya ambil. Kemampuan saya dan keluarga beradaptasi akan diuji.

Setiap orang pasti akan pindah. Pindah dari rumah satu ke rumah yang lain, pindah dari sekolah yang lama ke sekolah yang baru, pindah dari hati yang satu ke hati yang lain. Lambat laun semua akan pindah. Sebagai manusia yang ciri cirinya adalah bergerak pasti manusia akan berpindah. Minggu lalu nenek saya juga baru pindah, pindah dari alam dunia menuju alam kubur. Dan beberapa bulan lagi saya juga akan pindah, pindah dari rumah yang sudah kami tempati selama lima puluh tahun ini menuju rumah baru yang entah di mana rumah baru tersebut.

Pindah mengajarkan kita untuk belajar memilih. Ketika pindah, barang barang yang ada di rumah akan di pilih, mana yang bisa di bawa, dan mana barang yang sudah usang dan seharusnya ditinggal. Pindah membuat kita terus maju, menghilangkan bayang bayang masa lalu. Tapi walaupun begitu, untuk pindah secara ikhlas tidak cukup dengan satu atau dua jam, butuh waktu berhari bahkan bertahun tahun lamanya. Tapi seperti tagline dari sebuah buku yang berjudul Pindah.
"Ada Indah di Setiap Pindah"
Saya yakin pindah rumah dalam waktu dua bulan ini akan membuat saya dan keluarga lebih bijaksana lagi dalam menanggapi kejadian yang kami temui, dan saya yakin pindah ini pasti ada sisi indah nya.

Karna Akan Selalu Ada Kata Indah di Setiap Pindah. 
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

4 comments:

  1. Semoga saya merasakan indah di kepindahan saya dari rumah ke kosan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akan selalu ada Indah di Setiap Pindah. Wah ngekost ya? dinikmati ya, pasti akan merasakan indah kok di kostan. Terimakasih ya sudah mampir :)

      Delete