Hari ketiga di Bali, saya menikmati sekali hari ketiga saya di sana. Dimulai dari berkunjung ke Bedugul yang di akhiri dengan basah-basahan karna hujan, lalu pergi menuju Tanah Lot dan terakhir mengunjungi La Planca. Kali ini saya akan membahas tentang destinasi terakhir yang saya dan teman teman kunjungi pada hari terakhir kami ada di Bali, La Planca.
Bermula dari rasa penasaran salah seorang teman yang ikut pada jalan jalan Bali, jauh jauh hari ketika saya dan teman teman sedang membuat itenerary dia sudah mengetake dulu salah satu tempat yang namanya La Planca. Rasa penasaran itu bermula ketika dia melihat seorang temannya yang pernah berkunjung kesana dan memamerkan foto dengan view pantai dan terdapat banyak payung payung berwarna warni dan tempat duduk yang berwarna warni.
Saya dan teman teman sampai di La Planca sekitar pukul setengah lima sore, saya dan teman teman memang berniat melihat sunset disana. La Planca adalah cafe dengan view pantai, dan di cafe ini makanan dan minumannya bisa dibilang lumayan mahal. Saya dan Zaki sempat ragu untuk memesan minuman disana, karna begitu melihat menu dan melihat harganya saya dan Zaki tidak yakin kalau uang saya cukup untuk berkendara pulang dari Soetta menuju rumah kalau saya membeli makanan dan minumannya. Akhirnya diputuskan saya dan Zaki hanya membeli minuman saja.
Yang menarik dari La Planca adalah view pantainya, sama seperti Kuta di sore hari, banyak orang orang yang berada di pinggir pantai memandangi langit kemerahan, menunggu matahari hilang pulang ke rumahnya. Di La Planca saya merasa tidak berada di Indonesia, di sana saya merasa berada di suatu tempat yang bukan Indonesia banget, mungkin mirip mirip Ipanema di Brazil kali ya? saya juga belum pernah kesana soalnya. Banyak turis turis asing berpakaian serba minim, dan anjing anjing yang berlari kesana kemari.
Di La Planca saya dan teman teman menghabiskan waktu dengan berfoto dan mendengar dentuman music house yang dimainkan oleh DJ disana. Mungkin salah satu alasan mengapa harga makanan dan minuman di sana mahal karna cafe pinggir pantai itu di lihat seperti sebuah club, karna di club makanan dan minuman memang mahal mahal.
Sejujurnya, ketika saya menulis postingan ini, saya lagi dalam kondisi yang galau, karna besok adalah hari terakhir saya dan teman teman belajar di kelas dalam kegiatan belajar mengajar untuk mengambil gelar S1. Jadi mohon maaf kalau postingannya ancur banget, kepala saya lagi dipenuhi kenangan yang tiba tiba menyeruak begitu liar.
0 saran:
Post a Comment