Wahid Sabillah's

Personal Blog

Tentang Pertemuan Dengan Temannya Teman Saya

Leave a Comment
Di suatu pagi, saya pergi ke teras rumah untuk menghirup udara segar. Saya duduk di kursi kayu yang usianya melebihi usia saya sekarang, tua namun belum rapuh. Setiap lebaran akan datang, kursi itu selalu di warnai lagi, di pernis orang bilang.

Pagi itu ketika saya duduk di sana tiba tiba saya mengantuk, dan tanpa sadar saya pun tertidur. dalam tidur itu saya bermimpi bertemu seorang perempuan yang kabarnya adalah teman sekolah jauh saya. dia tidak mengenal saya, tetapi saya sedikit mengenal dia dari linimasa nya yang saya baca semalam. baru kali ini saya membaca linimasa seperti diajak membaca buku cerita, seru, dan berliku.

Ibunya telah meninggal empat tahun yang lalu, dia dua bersaudara, sekarang dia tinggal dirumah berlantai dua bersama Ayah dan Adiknya. Dia suka memasak, membaca buku, bernyanyi dan sepertinya dia juga senang bercerita. Dia mempunyai kekasih yang katanya sangat amat baik.

Dalam mimpi itu saya bertemu dengannya disuatu ruangan besar dengan banyak orang yang memakai toga. Saya dan dia juga memakai toga, hari itu adalah hari dimana kami resmi selesai dari jenjang strata satu sepertinya. Dia berdiri tidak jauh dari saya, hanya berselang tiga orang. Saya memandanginya dan perlahan saya menuju tempat dimana dia berdiri. Saya ingin menyapa dan berkenalan, tapi sayang acara lebih dulu dimulai.

Ketika acara selesai dia hanya berjarak lima orang dari saya berdiri. Ketika saya ingin menghampirinya, dia diajak berfoto bersama Adik dan Ayahnya. Senyumnya mengembang tanda kebahagiaan, teman temannya banyak yang datang untuk menyalaminya, dan ada juga yang membawa bunga sebagai tanda keberhasilannya melalui jenjang Strata satu. Aku mengurungkan kembali untuk menyapa dan berkenalan dengannya.

Hari itu saya gagal berkenalan dengannya, dan saya pun terbangun dari tidur.

***

Hari itu hari jum'at. Kali ini saya tidak bermimpi. Teman baru dikelas saya masuk bersama dia. Dia memang teman baik dari teman baru saya itu. Kali ini dia duduk di depan saya persis. Saya ingin menghampirinya untuk berkenalan, tetapi dosen yang sedang mengajar tidak begitu bersahabat. Saya harus sabar menunggu sampai jam kuliah selesai. Selama jam kuliah saya hanya berkonsentrasi untuk memikirkan kalimat apa saja yang akan saya keluarkan nanti, ketika saya berkenalan dengannya.

Sabar saya menanti akhirnya jam kuliah ini selesai. Saya pun ingin bergegas menghampirinya, tetapi sial mulut saya kaku, lidah saya kelu pada saat itu, kemudian dia pergi meninggalkan kelas bersama teman baru di kelas saya itu.

***

Entah akan ada perjumpaan itu lagi atau tidak, sampai sekarang saya belum lagi bertemu dan berkenalan dengannya.

ngomong-ngomong saya haus :)
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment