Wahid Sabillah's

Personal Blog

Harapan Sederhana Seorang Yang Sakit

Leave a Comment
meringkuk di depan tivi, merasakan badan yang semakin lama semakin sakit, menahan dingin yang panas, dan panas yang dingin. sejuknya kain kompres air ketimun yang di buat oleh ibu belum bisa mengalahkan panasnya suhu badan yang naik turun setiap jam nya. kulit bibir mulai pecah dan nafas memburu yang panas masih terasa.

aku masih memikirkannya. senyumnya melengkung, menampilkan sosok indah wajahnya.
kicau an nya muncul setiap 60 detik, selama 1800 detik.
aku bisa membayangkannya, senyumnya tidak pernah berubah, selalu sama.
sama seperti warna kesukaannya, hitam. oleh karnanya lah aku menyukai putih.
berharap kita akan menjadi abu abu yang bisa menutupi luka luka, dulu.

semakin hari semakin panas, dan selang beberapa masa berubah menjadi dingin.
kertas laboratorium kembali menuliskan PARATYPOSA. sakit yang untuk ke dua kalinya aku idap. sakit yang membuatku menderita. bermimpi dikejar bola besar hitam yang terus mengejar dan hanya berhenti saatku terbangun dari tidur. sakit yang membuat otot yang tertutup lemak menjadi menyusut. lalu membuatku terlihat kurus, katanya.

sejumput harapan dan secuil kenangan. harap yang tak kunjung datang, seperti dulu.
harap wajahnya menjumpaiku tak kujumpai juga, dalam mimpi atau nyata ini. harapan seorang anak muda yang sederhana, melihat dan menjumpai walau sebentar saja. seorang anak muda yang selalu berharap berpapasan dijalan, atau tidak sengaja menjumpai di tempat biasa kita dulu berjumpa. harapan yang cukup sederhana menurutnya, tapi tidak menurut teman seberang rumahnya.

DEMI TUHAN......

mengharapkan wajahnya lebih indah dari mengharap kaleng kaleng putih dan sekotak makanan dengan tutup merah jambu yang ku kembalikan sewaktu di lorong itu.
harapan untuknya duduk ditempat biasanya terlalu tinggi. dia tidak akan datang mengunjungiku lagi, untuk waktu dekat ini.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment